Aceh Utara-Ketua Persatuan Pemuda Pasee Kabupaten Aceh Utara, Misbahuddin Ilyas (Marcos), Akat bicara terkait hebohnya, pembertaan soal realisasi anggaran bantuan dari Badan reintegrasi Aceh (BRA).
Setelah saya telusuri berbagai isu yang berkembang masalah Badan Reintegrasi Aceh (BRA) banyak kejanggalan, padahal tujuan dari BRA tersebut ingin mensejahterakan masyarakat, Kombatan, korban konflik.
tapi banyak informasi keliru yang beredar luas tanpa bukti dan keterangan yang kuat,jika pun benar demikian maka biarkan pihak hukum yang menjawab,bukan dengan mem-bully ketua dan Badan Reintegrasi Aceh,saya melihat ada asumsi ingin membubarkan badan tersebut akibat tidak puas dan tidak dijadikan ketua oleh pimpinan tertinggi GAM.
"Berapa lah anggaran yang di isukan dalam beberapa hari ini, tak sebanding dengan apa yang telah di ambil oleh jakarta yaitu Migas Aceh, apakah kita tidak sadar, berapa orang ada Kombatan/masyarakat Aceh dilibatkan dalam kegiatan explorasi dan ekploitasi hasil alam Aceh,tentu nol persen.
"Seharusnya yang di sorot soal hasil alam yang di curi di depan mata kita tanpa apa-apa"
Ribuan barel migas Aceh telah di angkut ke Jakarta namun kita masyarakat Aceh hanya diam dan melihat saja karena alasan mereka sudah punya izin dari Jakarta,dan pemerintah Aceh menutup mata soal lapangan,ini yang perlu di respon,bukan masalah anggaran kecil yang di ributkan.
Nah,kita kembali ke soal BRA tadi, rencana dari badan reintegrasi Aceh ingin menyalurkan bantuan tersebut yang bukan hanya di Aceh Timur tapi di seluruh Aceh ,tapi kenapa hanya yang dibongkar cuma di Aceh Timur.
saya yakin ini ada pihak-pihak yang ingin menghancurkan BRA karena tidak sampai nafsu semata.
Saya sebagai Kombatan GAM wilayah Pase sangat menyesalkan berita-berita yang beredar dan bahkan foto-foto yang sengaja di edarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kalau masalah kecil bisa menjadi besar lalu kenapa masalah penyedotan migas/tambang Aceh kurang yang sorot.
Masalah pengerukan hasil alam Aceh ini sudah stadium akhir dan lapangan kerja hanya untuk pendatang, sedangkan masyarakat dan Kombatan hanya penonton saja.