LHOKSEUMAWE - Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Senin 13 Mei 2024 menggelar rapat koordinasi dan evaluasi terkait rencana pelaksanaan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke 28 dan HUT TAGANA ke 20. Kegiatan itu nantinya akan dihadiri oleh Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini.
Pemkab Aceh Utara bahkan jauh-jauh hari telah menyiapkan berbagai kebutuhan sebagai upaya untuk menyambut kedatangan Menteri Rismaharini. Dalam rapat koordinasi itu menyimpulkan bahwa ada dua lokasi rekomendasi yaitu Lapangan bola PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan halaman kantor bupati Aceh Utara.
Rapat Koordinasi yang langsung tersebut dipimpin oleh PJ. Bupati Aceh Utara beserta seluruh Kepala OPD dan Camat seluruh Kabupaten Aceh Utara Terkait Pelaksanaan HLUN ke-28 di Aceh Utara. Adapun rangkaian Pelaksanaan Kegiatan HLUN dimulai sejak Tanggal 1 Mei 2024 dengan berbagai Kegiatan. Sementara acara Puncak HLUN rencana akan dilaksanakan pada Tanggal 29 Mei 2024 bertempat di Halaman Kantor Bupati Aceh Utara
Berikut ini rundown acara pelaksanaan HLUN ke 28 :
(1). Pukul 07.00 - 08.00 WIB : Senam Massal Lanjut Usia
Pelayanan Kesehatan Specialis Terpadu (Pemeriksaan Kesehatan Dasar, Pemeriksaan Dokter Syaraf, pemeriksaan Dokter Orthopedi, Fisioterapi, Pelayanan Terapi Kesehatan).
(2). 08.00 - 0815 WIB : Pemberian Penghargaan oleh Menteri Sosial Pemberian Simbolis Hak Sipil oleh Menteri Sosial.
(3). 08.15 - 08.30 WIB : Peninjauan pameran kreativitas lanjut usia oleh menteri Sosial.
(4). 08.30 - 09.00 WIB : Peninjauan pelayanan lanjut usia terpadu oleh Menteri Sosial.
(5). 09.00 - 10.00 WIB : Menteri Sosial menyapa lanjut usia dengan video conference.
(6). 10.00 - 11.00 WIB : Peninjauan RST oleh menteri Sosial.
Plt. Sekda Aceh Utara, Dayan Albar, S.Sos, MAP menyampaikan bahwa Wilayah Aceh Utara memiliki topografi wilayah yang sangat bervariasi, dari daerah dataran rendah yang luas di utara memanjang barat ke timur hingga daerah pegunungan di selatan. Ketinggian rata-rata wilayah Aceh Utara adalah 125 m. Jalan lintas timur Sumatra melintasi wilayah dataran rendah sehingga menjadikan wilayah rendah ini menjadi kawasan yang lebih berkembang secara ekonomi dibanding wilayah selatan yang ada di pedalaman.
Pada wilayah dataran rendah lebih sering dilanda banjir ketika curah hujan tinggi di selatan, salah satu wilayah yang menjadi daerah banjir kiriman dari selatan adalah kecamatan Lhoksukon, Matangkuli, Pirak, Samudera, Lapang, Tanah Luas, Tanah Pasir dan Meurah Mulia. Luapan dari sungai Keureutoe dan Sungai Pasee menjadi momok tahunan bagi masyarakat Aceh Utara di kecamatan-kecamatan tersebut.
"Wilayah dataran rendah didominasi oleh lahan pertanian berupa persawahan dan permukiman penduduk, di pesisir terdiri dari tambak perikanan air asin sementara di wilayah dataran tinggi lahan perkebunan yang mulai digarap secara meluas oleh masyarakat. Potensi pertanian di Aceh Utara masih belum bisa diandalkan guna meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dikarenakan sistem pengairan persawahan masih mengandalkan irigasi tradisional dan sebagiannya malah masih berupa sawah tadah hujan," kata Dayan Albar.
Di bidang perkebunan sendiri, lanjutnya, Aceh Utara memiliki perkebunan kelapa sawit, karet dan kakao yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara I yang mengelola lahan perkebunan kelapa sawit pada areal seluas 46.377 ha, karet 11.918 ha dan kakao seluas 354 ha. Selain penanaman komoditas pada areal sendiri dan plus inti, PTPN I juga mengelola areal Plasma milik petani seluas 16.832 ha yang terdiri dari areal kelapa sawit 6.714 dan karet 10.118 ha. Pada awalnya PTPN I ini juga mengelola perkebunan tebu yang diproduksi menjadi gula di pabrik gula Cot Girek, tetapi pabrik tersebut tidak beroperasi lama hingga pada akhirnya dikonversi menjadi pabrik pengolahan kelapa sawit.[]