Pewarta: T. MUHAMMAD RAJA Hp/Wa: 0852-8290-3462
Senin, Maret 25, 2024, 09.02
Last Updated 2024-04-30T00:57:50Z
Aceh UtaraKANKEMENAGNANGGROE

Murhaban Peraih Nomine Penyuluh Agama Islam Award Kemenag RI Kembali Raih Gelar Non Akademik CIWS


Lhoksukon - Murhaban, SH., CPS, pemuda asal Gampong Asan LB, Lhoksukon, Aceh Utara yang pernah meraih prestasi tingkat nasional sebagai nomine Penyuluh Agama Islam Award Kemenag RI Tahun 2023 kembali meraih gelar non akademik Certified Islamic Writer Specialist (CIWS).

Gelar Non Akademik CIWS itu, ia dapatkan setelah memenuhi persyaratan dan selesai mengikuti program sertifikasi tersebut yang digelar oleh Lembaga Pelatihan Kompetensi (LPK) Generasi Faqih Fiddin, Minggu (24/03/2024).

"Alhamdulillah, telah selesai mengikuti pelatihan program Certified Islamic Writer Specialist selama 32 Jam Pelajaran (JP), dan dinyatakan lulus serta berhak memperoleh gelar Non Akademik CIWS juga telah dikeluarkan sertifikat sertifikasi tersebut. Semoga ilmu yang telah diperoleh ini berkah dan bermanfaat untuk diri sendiri dan kepada yang lainnya" kata Murhaban yang juga Penyuluh Agama Islam Kemenag Aceh Utara kepada media ini.

Penyuluh Agama Islam yang bertugas di KUA Paya Bakong itu mengatakan pelatihan sertifikasi CIWS berbayar ini diikuti oleh ratusan peserta khusus dan terbatas dari berbagai wilayah se Indonesia melalui Live On Zoom. Murhaban yang dikenal pemuda multi talenta itu juga menyampaikan bahwa program sertifikasi CIWS ini adalah mempelajari terkait spesialis ilmu penulis islam yang bersertifikat dan diakui. 

Dikatakannya, pelatihan sertifikasi tersebut diisi oleh Trainer yang ahli, berpengalaman dan profesional diantaranya CEO LPK Generasi Faqih Fiddin Ustadz Abdullah Efendi, M.Pd., CBAS yang juga penulis Indonesia dan Ustadz Rizal Muharram, A.Md., CLQ.

"Terimakasih kepada Coach Ustadz Abdullah Efendi dan Ustadz Rizal Muharram yang telah berbagi ilmu yang sangat luar biasa," ujar Murhaban yang juga Humas PW IPARI Provinsi Aceh.

Sementara itu, Trainer Ustadz Abdullah Efendi dalam paparannya mengatakan bahwa, secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin "literatus" yang dimana artinya adalah orang yang belajar. 

"National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai "kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat," terangnya.

Disampaikannya, 3 Jurus jitu yang harus dimiliki adalah niat yang kuat (Big Why), Ilmu/Mentor (Tools) dan Pembiasaan (Habits). Niat yang kuat, bisa dilihat dari perjuangan yang hebat. Banyak yang mengira bahwa niatnya telah tertanam dalam, tapi baru setengah jalan ia putus asa dan samangat pun padam. Perubahan itu datang bukan karena kita tahu tapi karena kita mau.

Adapun materi sertifikasi yang diajarkan lainnya, lanjut Murhaban yang juga aktif sebagai jurnalis dibeberapa media online dan Anggota PWRI Aceh Utara sekaligus peraih naskah terbaik lomba cerpen nasional ALP tahun 2023 itu, adalah menulis untuk berdakwah, 3 jurus jitu jago menulis, konsep kerangka karangan dan juduk terbaik, menulis dengan teknik story telling, dan membangun personal branding sebagai penulis.

Menurut Murhaban yang juga Humas PC Pergunu Aceh Utara dan PD IPARI Aceh Utara alasan mengapa kita perlu belajar menulis itu penting, karena menulis merupakan bagian dari bukti sejarah. Jika diperhatikan, hasil penelitian sejarah mengandalkan berbagai bentuk peninggalan sejarah. 

"Selain dari prasasti juga dari sejumlah catatan yang di masa dahulu menggunakan daun lontar. Kemudian ada peninggalan berbentuk buku atau kitab menggunakan aksara Jawa maupun aksara jenis lainnya," ucap Kader Nahdlatul Ulama dan PC GP Ansor Aceh Utara itu.

Dikatakannya, catatan-catatan seperti ini akan membantu mengetahui kegiatan masyarakat di masa tersebut dan berbagai peristiwa penting yang diabadikan dalam tulisan. Hal serupa terjadi di masa sekarang, dengan menulis maka tulisan tersebut adalah bukti sejarah di masa mendatang. 

Selain itu, Pengurus dan pengarah acara Komunitas Pemuda Subuh (Kompas) Aceh Utara itu menyampaika bahwa menulis juga bisa menjadi sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik secara empat mata maupun berkomunikasi dengan banyak orang. Bahkan dibandingkan dengan komunikasi lisan, komunikasi dengan tulisan lebih baik. 

"Komunikasi dengan tulisan bisa disampaikan lebih detail, mendalam, dan juga lebih jujur bagi beberapa orang yang susah terbuka lewat lisan. Hal ini terjadi karena lewat tulisan seseorang perlu menulis secara runtut dari awal sampai akhir," lanjut Murhaban yang juga Humas PC RTA Aceh Utara.

Lanjut Murhaban lulusan sertifikasi Certified Publik Speaking (CPS) dari Weldone Skills, sehingga tidak ada informasi yang terdengar ambigu maupun susah dipahami karena disampaikan asal-asalan. Selain itu, komunikasi dengan tulisan juga lebih berkesan karena ada proses menunggu tulisan sampai ke pembaca dan kemudian proses menunggu balasan.  

"Kemudian alasan mengapa menulis itu penting karena dengan menulis maka seseorang bisa bermanfaat bagi orang lain. Misalnya, seorang penulis yang menyampaikan informasi penting kepada banyak orang," terang Humas Insan Meurah Silu dan HKTI Aceh Utara itu.

Selain itu, menurut Murhaban yang dikenal sebagai pemuda energik dan aktif itu, penting belajar menulis juga menjadi sarana untuk mengembangkan diri. Menulis membantu pelakunya untuk mengembangkan dirinya dengan baik. Pertama, bagi pemilik kecerdasan linguistik maka menulis bisa mengasah kecerdasan tersebut. Sehingga bisa menghasilkan tulisan berkualitas dan bermanfaat. 

"Karena sebelum menulis dijamin ada banyak referensi dibaca sampai tuntas sebagai sarana memahami suatu topik. Sehingga setelah menguasai suatu topik, penulis tersebut memberikan pemaparan secara tertulis dan bisa dibaca lebih banyak orang," tutur Murhaban []