Pewarta: T. MUHAMMAD RAJA Hp/Wa: 0852-8290-3462
Kamis, Februari 01, 2024, 11.57
Last Updated 2024-02-01T04:57:49Z
Aceh UtaraNANGGROE

Mewakili Petani 9 Kecamatan (GPKP) Aceh Utara, Pertanyakan Lelang Proyek Waduk Krueng Pasee Kok Plin-plan?


Aceh Utara-Gerakan Petani Peduli Waduk Krueng Pasee Pakembali mempertanyakan, terkait hasil keputusan pelelangan paket proyek Rehabilitasi bendung Irigasi Krueng Pasee, yang terkesan plin-plan dan dinilai seperi ada indikasi kesengajaan di lambat-lambatkan proses pelelangan proyek tersebut.

Ketua Aksi Gerakan Petani Pasee, Misbahuddin Ilyas, Seperti yang diketahui dan terlihat pada halaman LPSE Dinas PUPR Aceh pada pukul 23.59 Wib, Rabu malam 30 Januari 2024, Pihak Panitia Unit Pelelanggan (ULP) Aceh terhadaproyek itu, masih terjadi perubahan jadwal pelelangan ulang, yang seharusnya pelelangan pembangunan, rehap  31 Januari penetapan pemenang menjadi keterangan Tidak ada jadwal.

Melihat dari kejadian ini termasuk pelaksanaan runutan tender sebelumnya dimana tender pertama dibatalkan kemudian tender ulang dan berlanjut kembali dengan evaluasi ulang,masih lagi terjadi belum ada penentuan pemenang dengan berubah menjadi keterangan TIDAK ADA JADWAL terkesan aparatur dari BP2JK dan pimpinan tidak profesional dan penuh tekanan dalam mengambil keputusan.

Pimpinan ketua gerakan aksi petani Pasee menjelaskan,akibat keterlambatan ini masyarakat petani yang terdaftar dalam 8 kecamatan yg membutuhkan aliran sungai Pasee ini semakin terpuruk secara ekonomi karena sampai dengan saat ini masih belum bisa bekerja mencari nafkah karena tidak aliran air dari irigasi di sawah2 mereka.

Beliau berharap realisasi pekerjaan bendung Irigasi ini bisa segera benar benar terealisasi dengan cepat dan tuntas secara kualitas,disampaikan juga oleh ketua aksi gerakan petani Pasee terkait kinerja BP2JK tolong serius dalam menangani hal ini jangan sampai  terpengaruh intervensi kontraktor2 yang cacat secara track record dan hanya mempertimbangkan terkait harga penawaran yang murah,tapi tidak bisa menghasilkan kualitas pekerjaan dan pada akhirnya putus tengah jalan mengakibatkan terhambat kembali proses realisasi yang seharusnya bisa cepat diwujudkan.

(Tim)